Hubungan antara sosial media dan ikatan parasosial.
Dewasa ini siapa yang tidak mengenal atau tidak menggunakan sosial media. Sosial media sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, dari hal-hal seperti hiburan hingga profesional atau bisnis dapat kita lakukan melalui sosial media. Sosial media adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual. Sosial media memungkinkan untuk terjadinya pertukaran informasi, media, atau ide yang memungkinkan orang-orang untuk terhubung, berkomunikasi, dan terlibat dengan orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu manfaat terbesar dari sosial media adalah mempermudah kita untuk terhubung dengan orang lain, namun hal ini dapat menjadi sebuah pisau bermata dua yang dikenal dengan istilah hubungan parasosial. Hubungan parasosial atau secara sederhana dapat kita definisikan sebagai hubungan satu arah.
Hubungan parasosial mengacu pada keterikatan atau koneksi emosional sepihak yang dikembangkan seseorang dengan tokoh media, selebriti, atau karakter fiksi, biasanya di televisi, film, media sosial, atau media hiburan lainnya. Dalam jenis hubungan ini, individu merasakan rasa keakraban dan kedekatan emosional yang kuat terhadap lawan persona, meskipun tidak ada interaksi atau komunikasi secara langsung antara kedua pihak. Contoh dari hubungan ini dapat kita lihat banyak terjadi kepada fans terhadap idola mereka.
Karakteristik dari hubungan parasosial yang umum ditemui diantaranya perasaan searah, Individu merasa memiliki ikatan secara emosional pada lawan persona, tetapi perasaan ini tidak berbalas, karena lawan persona seringkali tidak menyadari keberadaan dari pelaku. Persepsi keintiman, Individu mungkin merasakan rasa keintiman atau persahabatan dengan lawan persona, meskipun sang individu hanya mengenal sebatas persona publik yang mereka tampilkan. Emosi personal, Individu menganggap seolah-olah pencapaian, kegagalan, dan hal personal menjadi bagian dari kehidupan atau perjalanan hidup dari individu tersebut. Terjun ke dalam kehidupan pribadi, Individu mengikuti tipa kegiatan dari idola mereka dan menjadikan hal tersebut seolah-olah bagian dari perjalanan pribadi mereka, bahkan terkadang hingga melanggar batasan privasi.
Peran sosial media dalam hubungan parasosial. Sebelum adanya sosial media interaksi antara fans dengan idola terjadi secara tidak langsung seperti melalui media televisi maupun media cetak, namun berkat adanya media sosial interaksi kini menjadi seolah lebih personal dan dengan jangkauan yang lebih luas .Selain itu teknologi seperti live streaming bahkan memungkinkan interaksi terjadi secara langsung atau real time. Algoritma dari media sosial juga berperan penting dalam pembentukan hubungan ini, dimana tiap orang memiliki personalisasi algoritma sesuai dengan minat dan keinginan masing-masing atau yang biasa dikenal sebagai gelembung sosial media, sehingga seolah berada di dalam dunia yang hanya berisi hal-hal yang mereka sukai.
Namun begitu terdapat sisi positif dari hubungan parasosial diantaranya hubungan parasosial dapat memberi individu dukungan dan kenyamanan emosional. Memiliki hubungan yang dirasakan dengan tokoh idola dapat menawarkan rasa kebersamaan, perasaan dimengerti, dan membantu individu mengatasi perasaan kesepian. Hubungan ini juga dapat menimbulkan perasaan relatable dan meningkatkan nilai hiburan yang didapat menjadi semakin menarik. Sebagai komunitas yang memiliki ketertarikan yang sama dapat memberikan rasa kebersamaan dan rasa aman kepada individu. Sebagai role model dengan mencontoh hal-hal baik yang dilakukan oleh idola.Â
Seperti semua hal yang ada hubungan parasosial tentu memiliki sisi negatif diantaranya. Obsesi yang berlebihan, dalam beberapa kasus Fans dapat menjadi terlalu terobsesi hingga mengabaikan kebutuhan dan tanggung jawab pribadi. Pelanggaran privasi, Fans yang terlalu terobsesi dapat melakukan hal-hal yang melanggar batasan antara persona publik dan pribadi dari idola itu sendiri. Hubungan palsu, dalam kasus parasosial hubungan searah menjadi poin yang harus diperhatikan agar tidak menjadi berlebihan. Terisolasi secara sosial, seseorang yang memiliki hubungan parasosial terkadang dapat menjauhkan dari hubungan sosial yang mereka miliki.Â
Lalu bagaimana kita mengelola hubungan dalam bersosial media. Secara sederhana hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga keseimbangan dan tidak berlebih-lebihan. Selain itu kita harus menciptakan batasan untuk hal-hal yang bersifat personal. Membagi hobi atau kegiatan agar tidak berfokus kepada satu entitas atau persona. Dan memprioritaskan hubungan pribadi seperti kepada keluarga, teman, dan kerabat.
Terakhir, sosial media mempengaruhi bagaimana manusia menjalin hubungan salah satunya adalah hubungan parasosial atau hubungan satu arah. Hubungan parasosial meningkat karena dengan sosial media interaksi antara manusia menjadi lebih mudah selain itu algoritma juga berperan penting dalam meningkatnya hubungan ini. Algoritma media sosial membentuk gelembung dunia yang hanya berisikan hal-hal yang kita sukai dan inginkan. Namun hubungan parasosial juga memiliki manfaat tersendiri seperti menjadi support sistem dan jalan keluar individu dari perasaan kesepian, merasa diterima atau berada di dalam sebuah komunitas, dan memiliki role model. menuju apa yang ku anggap benar. Aku saat ini takut untuk bersuara, tapi aku tak ingin selamanya diam. Satu langkah, meski hanya satu langkah kita harus terus mencoba menjadi lebih baik.
waktu baca NaN Menit | 1 pembaca | 5 Agu 2023, 18.57
Ada saran atau koreksi? Kontak saya di Discord.